Skema Pemberdayaan Masyarakat Mesti Jadi Perhatian

By Admin


nusakini.com-Semarang – Basis data kemiskinan Jawa Tengah sudah disiapkan untuk memetakan kondisi warga miskin di provinsi ini. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun terus mendorong partisipasi perusahaan pemerintah baik BUMN, BUMD, maupun swasta, untuk bersama-sama memberantas kemiskinan melalui beragam program yang lebih terarah dan fokus. 

“Kami mengajak dan mengarahkan perusahaan-perusahaan yang ada di Jateng untuk berpartisipasi memberantas kemiskinan. Mungkin diarahkan ke daerah-daerah termiskin serta sektor apa yang bisa dibantu,” ujar Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen saat Rapat Optimalisasi Pemanfaatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP), di Ruang Rapat Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur, Senin (28/1). 

Menurutnya, skema berupa program pemberdayaan masyarakat melalui berbagai pelatihan keterampilan, menciptakan produk, kemudahan akses permodalan, dan pendampingan pemasaran harus menjadi perhatian bersama. Tidak kalah penting juga sektor pertanian, pendidikan, kesehatan juga harus digencarkan. 

“Pemerintah akan menyinergikan potensi perusahaan, asosiasi perusahaan, perguruan tinggi, serta masyarakat untuk memetakan penanggulangan kemiskinan,” terangnya. 

Wakil gubernur menjelaskan, sekitar akhir Februari 2019, basis data terpadu kemiskinan Jateng sudah siap memetakan tentang kondisi warga miskin. Termasuk informasi mengenai data nama, alamat, kategori atau tingkatan kemiskinan, serta perkembangan kondisi warga miskin yang akan dipasang di papan informasi di masing-masing desa sehingga masyarakat dapat ikut mengoreksi. 

“Tidak hanya 14 daerah yang masuk zona merah, ke depan program CSR juga akan menyasar daerah-daerah lain di 35 kabupaten dan kota di Jateng,” ujarnya. 

Humas PT Sidomuncul Bambang Sumartoko mengatakan, arah CSR PT Sidomuncul masih melanjutkan kegiatan-kegiatan charity atau program bantuan langsung serta bersifat sementara. Seperti bantuan untuk korban bencana alam, operasi katarak serta pengobatan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Selain itu juga program pemberdayaan masyarakat, antara lain pelatihan-pelatihan keterampilan. Program sosial ini merupakan program multiyears dan berkesinambungan sehingga harus ada pendampingan dengan menggandeng pihak independen. 

“Kami sudah ada desa wisata dan desa inspirasi padi sebagai bentuk kontribusi ketahanan pangan. Program ini tersebar di delapan desa di Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, organisasi petani dan perguruan tinggi,” bebernya. 

Senada disampaikan sejumlah perwakilan dari perbankan dan perusahaan pemerintah dan swasta di Jateng. Bank Mandiri dan Bank Jateng menyalurkan CSR dalam berbagai program pelatihan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Diantaranya pelatihan pembukuan sederhana, pengemasan produk, hingga pemasaran, akses modal, Kartu Jateng Sejahtera, bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan pemugaran rumah tidak layak huni. 

Selain perbankan dan BUMN/BUMD, perusahaan swasta seperti PT Sritex Sukoharjo juga telah menggulirkan berbagai program dalam skala nasional. Antara lain bantuan terhadap kaum difabel, program pelatihan keterampilan, serta program lingkungan. Salah satunya pengembangan penangkaran burung hantu sebagai musuh alamiah tikus, memdorong desa mandiri energi, serta pengembangan berbagai potensi daerah. (p/ab)